Sirah Nabawiyah: Keadaan Masa Jahiliyah (1)
Bismillahirrahmanirrahim..
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahuwata'ala, yang dengan Taufiq dan Rahmatnya penulis dapat mulai mengupas sedikit demi sedikit jejak arus sejarah yang telah banyak dilupakan atau tersamar diberbagai kalangan umat muslim didunia. Tidak lupa Sholawat dan Salam kepada Nabi junjungan kita, sang Rasul(utusan) pembawa cahaya ditengah hiruk pikuk Jahiliah Muhammad Shalallahu alaihi wassalam, juga kepada seluruh keluarganya, para sahabatnya, dan pada para pengikutnya hingga akhir zaman.
Seperti biasa sebelum memulai pembahasan izinkan penulis memperkenalkan rujukan kitab yang akan kita kupas dalam pembahasan Sirah Nabawiyah ini. Kitab ini bertajuk "Sirah Nabawiyah perjalanan hidup Rasul yang agung Muhammad Shalallahu alaihi wasallam" karya dari Syaikh Shafiyyurahman Al-Mubarakfuri, yang dimana kitab ini memegang predikat Juara 1 Rabithah Al-Alam Al-Islam (Lomba penulisan Sirah Nabawiyah) yang telah diterjemahkan ke berbagai bahasa didunia termasuk Indonesia, dan Insya Allah ditulis berdasarkan Nash-nash otentik yang dapat dijamin keabsahannya biidznillah.
Sebelum kita mengupas mengenai awal mula lahirnya Baginda kita Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam, alangkah baiknya untuk kita mengetahui bagaimanakah keadaan, budaya orang-orang Arab sebelum masa diutusnya Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam atau biasa dikenal dan disebut dengan Masa Jahiliyah.
Keyakinan dan kepercayaan bangsa Arab
Mayoritas bangsa Arab mengikuti dakwah Nabi Ismail Alaihis Salam, ketika beliau mengajak mereka(bangsa Arab) untuk menganut agama yang disampaikan oleh ayahnya Ibrahim Alaihis Salam. Mereka menyembah Allah dan mentauhidkanNya, hingga lama kelamaan akhirnya mereka mulai lupa beberapa hal yang pernah diingatkan pada mereka. Akan tetapi, masih tersisa pada mereka ajaran tauhid dan beberapa syiar dari agama Nabi Ibrahim Alaihis Salam, hingga muncullah seorang bernama Amr Bin Lu'ay.
Amr bin Lu'ay merupakan seseorang yang amat dicintai kaumnya, ia tumbuh dalam perilaku-perilaku Mulia, sering bersedekah, dan memiliki antusiasme yang tinggi didalam melakukan urusan-urusan agama, sehingga semua orang tunduk patuh terhadapnya karena mereka menganggap bahwa Amr merupakan ulama besar dan wali yang dimuliakan.
foto: ilustrasi negara Syam zaman lampau meliputi negara Palestina, Syria, Yordania, dan Lebanon
Kemudian pada suatu hari ia pergi ke daerah Syam (Palestina,Suriah, Yordania,dan Lebanon sekarang), negara Syam merupakan tempat perdagangan dan tempat yang dipenuhi berbagai agama-agama seperti Nasrani, Yahudi, Majusi, dan lain-lain. Ketika kunjungannya ke Syam, Amr melihat para penduduk menyembah berhala-berhala, lantas ia mengiranya merupakan suatu ajaran kebenaran, sebab Syam adalah tanah air para Rasul dan diturunkannya Kitab (Taurat&Injil). Maka ketika ia kembali ke Makkah, ia membawa serta berhala Hubal(nama berhala) dan meletakkannya didalam Ka'bah, kemudian ia menyeru penduduk Makkah untuk berbuat syirik kepada Allah dengan menyekutukannya dengan berhala. Selang waktu berlalu, penduduk Hijaz (Arab) mulai mengikuti cara penduduk Makkah karena mereka adalah para pengelola Baitullah dan pemilik Masjidil Haram.
Mereka mempunyai beberapa tradisi dan prosesi dalam ritual penyembahan berhala, yang mayoritasnya dibuat-buat oleh Amr bin Lu'ay. Pada waktu itu masyarakat mengira bahwasanya ritual dan prosesi yang yang dibuat oleh Amr merupakan Bid'ah Hasanah dan tidak termasuk mengubah agama Ibrahim. Diantara prosesi penyembahan berhala yang mereka lakukan ialah :
1) Berdiam lama dihadapan berhala, meminta pertolongan dan perlindungan kepadanya, serta berdoa agar hajat mereka terkabul dengan keyakinan bahwa berhala itu dapat memberikan syafa'at disisi Allah.
2) Menunaikan haji dan thawaf disekeliling berhala seraya bersimpuh sujud padanya.
3) Melakukan Taqarrub(pendekatan diri) kepada berhala dengan berbagai bentuk persembahan, seperti menyembelih dan berkurban untuknya dengan menyebut namanya ketika menyembelih.
4) Jenis Taqarrub yang lain, yakni mengkhususkan suatu makanan atau minuman yang mereka pilih untuk dipersembahkan kepada berhala, dan juga mengkhususkan bagian tertentu dari hasil panen dan binatang ternak mereka.
Semua hal ini dilakukan oleh bangsa Arab terhadap berhala-berhala mereka karena meyakini bahwa hal itu bisa mendekatkan mereka kepada Allah, dan dapat memberikan syafa'at disisi-Nya, sebagaimana dijelaskan didalam Al-Qur'an,
{مَا تَعْبُدُهُمْ الَّا لِيُقَرِّبُوْنَآ إِلَى اللَّهِ زُلْفَى}
"Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya." (Az-Zumar:3)
Tentu saja seperti kita ketahui semua yang dilakukan mereka ialah tindakan Syirik Besar, oleh karenanya tatkala Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam berhasil menaklukkan Makkah, beliau menghancurkan berhala-berhala itu hingga berjatuhan semua, lalu memerintahkan agar berhala-berhala itu dikeluarkan dari masjid dan dibakar.
Kondisi Sosial
Dikalangan bangsa Arab terdapat lapisan masyarakat dengan kondisi berbeda-beda. Hubungan seorang laki-laki dengan istrinya dikalangan bangsawan demikian berbeda dengan kalangan lapisan lainnya. Didalam lapisan bangsawan, seorang istri memiliki hak kebebasan berkehendak dan mengambil keputusan. Wanita selalu dihormati dan dijaga, bahkan tak jarang darah bergelimang karenanya. Seorang wanita dapat mengumpulkan suku-suku untuk kepentingan perdamaian jika dia berkehendak, namun juga bisa menyulut api peperangan diantara para suku. Meskipunbegitu, tak dapat disangkal bahwa seorang lelaki adalah kepala keluarga dan pengambil keputusan. Hubungan antara lelaki dan perempuan melalui proses Akad nikah dibawah pengawasan para wali perempuan.
Demikianlah kondisi kaum bangsawan, adapun kondisi pada lapisan masyarakat lainnya terdapat pencampur bauran antara lelaki dan wanita, bahkan dapat diungkapkan sebagai pergaulan bebas dan perbuatan keji yang merajalela.
Imam Al-Bukhari dan perawi hadits lainnya meriwayatkan dari Aisyah Radhiyallahu Anha bahwa pernikahan pada masa Jahiliyah terdapat 4 macam:
1) Pernikahan seperti sekarang, yaitu seorang laki-laki datang melamar seorang wanita dibawah perwaliannya,dan menentukan mahar.
2) Pernikahan Al-Istibdha', yaitu seorang laki-laki berkata kepada istrinya manakala ia suci dari masa haidnya, "pergilah kepada si Fulan dan bersenggamalah dengannya", maka setelah itu, wanita itu diasingkan oleh suaminya hingga tampak tanda kehamilan dari Fulan tersebut. Dan apabila tampak tandanya, maka terserah suaminya apabila ia ingin menyentuhnya. Hal ini dilakukan lantaran keinginan mendapatkan anak yang pintar.
3) Sekelompok laki-laki yang jumlahnya kurang dari sepuluh orang berkumpul dan mendatangi seorang wanita dan menggaulinya. Jika wanita ini hamil dan melahirkan, maka ia mengutus seseorang untuk mengumpulkan sekelompok lelaki tadi, lalu si wanita berkata, "Kalian telah mengetahui apa yang kalian lakukan dan aku sekarang telah melahirkan. Anak ini adalah anakmu wahai Fulan ! (menyebutkan salah satu nama dari sekelompok lelaki tadi yang ia senangi) " ,maka anak itu mengambil nasabnya.
4) Gerombolan laki-laki dalam jumlah banyak mendatangi seorang wanita, sementara wanitu itu tidak menolak siapapun yang mendatanginya. Mereka adalah para pelacur. Yang perlu mereka lakukan hanyalah menancapkan bendera di pintu rumah mereka yang menjadi simbol, siapa saja yang menginginkannya maka dia bisa masuk. Jika dia hamil dan melahirkan, semua lelaki yang pernah mendatanginya berkumpul, lalu mengundang seorang Al-Qafah (Para ahli pelacak jejak), kemudian mereka menentukan nasab anak ini kepada siapa yang mereka pandang sesuai, lantas orang yang terpilih ini menerimanya (tidak boleh menyangkal).
Tatkala Allah mengutus Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wassalam, beliau kemudian menghapus semua pernikahan Jahiliyah ini kecuali pernikahan ala saat ini (yang pertama). Selain metode-metode pernikahan tersebut, salah satu kebiasaan kaum Jahiliyah juga dikenal suka beristri banyak tanpa batasan tertentu, mereka mengumpulkan 2 saudari sekaligus dalam suatu pernikahan, mereka juga menikahi istri bapak-bapak mereka apabila telah ditalak. Hak talak merupakan wewenang kaum lelaki dan tak terbatas jumlahnya.
Diantara mereka, adapula yang mengubur hidup-hidup anak-anak wanita mereka karena mereka takut Aib dan enggan menafkahinya, demikian juga membunuh anak-anak dikarenakan takut menjadi Fakir dan melarat. Sedangkan hubungan mereka dengan kerabatnya rapat kian kuat. Hidup dan mati siap dikorbankan demi Fanatisme terhadap suku. Semangat persatuan telah ada dan biasa dijalankan antar sesama suku dan dikuatkan lagi dengan fanatisme tersebut. Namun hal ini menyebabkan banyak hal negatif seperti tak henti pecahnya perang antar saudara, suku unutuk perebutan kekuasaan dan saling balas dendam.
Singkat kata, kondisi sosial mereka sungguh terpuruk dan bertentangan dengan ajaran Islam. Oleh karena itu datangnya Islam menjadi pelita yang menerangi mereka ditengah gelap samar hiruk pikuk kehidupan Jahiliyah. Datangnya Islam telah menghapus berbagai budaya buruk mereka, yang menjadikan wanita dan anak-anak mereka tak lebih dari sekedar benda mati, yang memecah belah mereka didalam persatuan mereka.
Sampai disini dulu ya pembahasan kita..🙏
Semoga pembahasan ini dapat memperluas wawasan kita dan bantu kita nih menyadari bahwa ajaran Islam adalah ajaran yang dipenuhi cahaya dimana ia terus menerangi manusia dari kegelapan hawa nafsu dunia..
Penulis minta maaf atas kurangnya kecakapan penulis dalam mendeskripsikan berbagai bagian cerita juga meminta maaf atas penggunaan kata vulgar yang mungkin tak enak dilihat mata, namun penulis hanya sekadar berusaha mendeskripsikan segamblang-gamblangnya mengenai kepincangan budaya Orang-orang sebelum datangnya Islam agar bisa kita rasakan sensasi, manfaat, dan pelajarannya dan membandingkannya dengan ajaran Islam yang mulia.
Untuk pertanyaan seperti biasa bisa ditanyakan di kolom komentar ya..
Kritik dan saran bisa dikirimkan melalui e-mail: dzakiyaannisa13@gmail.com
Maa syaa Allah, barakallahu fiik, terus semangat menebarkan ilmunya 🌷
BalasHapus